Tuesday, September 18, 2012

7 Makanan Yang Harus Dihindari Menurut Para Ahli Di Dunia


img
Jakarta, Bahan makanan yang sehat dapat berarti bahan makanan yang tumbu, dan dijual dengan pengolahan dan bahan kimia yang minimal. Memilih bahan makanan organik lebih baik daripada bahan makanan yang banyak melibatkan bahan kimia saat pengolahannya.

Selain bersih dari bahan kimia, pengolahan makanan sebaiknya juga terjaga kebersihannya dari kontaminasi berbagai bakteri. Namun dalam beberapa kasus, metode pengolahan bahan makanan oleh produsen saat ini tidak cukup bersih. Hasilnya adalah gangguan bagi kesehatan kita, lingkungan, atau keduanya.

Maka perlu kita liat saran dari beberapa ahli mengenai makanan yang sebaiknya tidak kita konsumsi seperti dikutip dari FoxNewsHealth, antara lain:

1. Ahli endokrinologi menyarankan jangan mengonsumsi tomat kalengan
Lapisan resin kaleng mengandung bisphenol A (BPA). BPA merupakan sebuah estrogen sintetis yang telah dikaitkan dengan penyakit mulai dari masalah reproduksi, penyakit jantung, diabetes, dan obesitas. Keasaman dari tomat dapat menyebabkan BPA larut ke dalam makanan.

Hasil studi menunjukkan bahwa, tingginya kadar BPA dalam tubuh dapat menekan produksi sperma atau menyebabkan kerusakan kromosom pada telur hewan.

"Seseorang bisa mendapatkan 50 mcg BPA per liter dari tomat kalengan. Solusinya adalah pilihlah tomat dalam botol kaca," kata Vom Saal Fredrick, seorang endokrinologi dari University of Missouri.

2. Ahli peternakan menyarankan jangan mengonsumsi daging sapi yang makan jagung bukan rumput
Sapi berevolusi untuk makan rumput, bukan biji-bijian. Tetapi pakan ternak dan kedelai seringkali digunakan untuk menggemukkan agar hewan ternak lebih cepat untuk disembelih.

Dibandingkan dengan daging sapi yang makan jagung, daging sapi yang makan rumput memiliki kandungan yang lebih tinggi dari beta karoten, magnesium, vitamin E, omega 3, asam linoleat terkonjugasi (CLA), kalsium, dan potasium.

"Selain itu juga memiliki kandungan yang lebih rendah dari omega 6, dan lemak jenuh yang telah dikaitkan dengan penyakit jantung. Solusinya adalah dengan memilih daging sapi yang makan rumput," kata para peneliti dari Clemson University.

3. Ahli toksikologi menyarankan jangan mengonsumsi makanan yang dimasak dengan microwave
Menurut sebuah penelitian baru dari UCLA, bahan kimia, termasuk asam perfluorooctanoic (PFOA), adalah bagian dari sebuah kelas senyawa yang dapat dikaitkan dengan ketidaksuburan pada manusia. Dalam pengujian hewan, zat kimia tersebut dapat menyebabkan kanker hati, testis, dan pankreas.

Hasil studi menunjukkan bahwa, microwave menyebabkan bahan kimia untuk menguap dan bermigrasi ke dalam makanan. Bahan kimia tersebut dapat tinggal dan terakumulasi di tubuh selama bertahun-tahun.

"Solusinya adalah jangan terlalu memasak makanan menggunakan microwave, meskipun cara tersebut memang sangat praktis.," kata Olga Naidenko, seorang ilmuwan senior untuk Environmental Working Group.

4. Ahli pertanian menyarankan jangan mengonsumsi bahan makanan yang bukan organik
Akar sayuran dapat menyerap herbisida, pestisida, dan fungisida dari tanah. Solusinya adalah pilihlah buah dan sayuran organik.

5. Ahli perikanan menyaranakan untuk tidak makan ikan hasil budidaya
Jangan memakan ikan hasil budidaya karena biasanya ikan-ikan tersebut memakan makanan yang tidak sehat bahkan memakan sampah. Akibatnya, ikan-ikan tersebut lebih rendah vitamin D dan lebih tinggi kontaminan, termasuk karsinogen, PCB, brominated flame retardants, dan pestisida seperti dioxin dan DDT.

Ikan yang paling terkontaminasi berasal dari Eropa Utara. DDT telah dikaitkan dengan risiko diabetes dan obesitas. Tetapi beberapa ahli gizi percaya bahwa manfaat dari omega 3 lebih besar daripada risiko bagi kesehatan dari ikan-ikan tersebut.

Ada juga kekhawatiran mengenai tingginya tingkat antibiotik dan pestisida yang digunakan pada ikan-ikan tersebut.

"Solusinya adalah sebaiknya memilih ikan yang ditangkap dari laut atau danau, bukan dari hasil budidaya," Dr. David Carpenter, direktur Institut Kesehatan dan Lingkungan di University at Albany.

6. Peneliti kanker menyarankan untuk tidak mengonsumsi susu yang diproduksi dengan hormon buatan
Produsen susu memperlakukan sapi dengan hormon pertumbuhan sapi rekombinan (rBGH atau rBST) untuk meningkatkan produksi susu. Tetapi rBGH juga meningkatkan infeksi dalam susu. Hal tersebut juga mengarah pada tingkat yang lebih tinggi dari hormon yang disebut insulin-like growth dalam susu.

"Pada orang dengan kadar tinggi dari IGF-1 dapat menyebabkan kanker payudara, prostat, dan usus besar. Solusinya adalah dengan memilih susu kemasan dengan label untuk rBGH-free, rBST-free, diproduksi tanpa hormon buatan, atau susu organik," kata Rick North direktur dari Campaign for Safe Food, Oregon Physicians for Social Responsibility dan CEO dari Oregon division of the American Cancer Society.

7. Peneliti makanan organik menyarankan untuk tidak makan Apel yang disemprot dengan pestisida
Apel adalah individu yang dicangkokkan atau diturunkan dari satu pohon. Sehingga setiap varietas mempertahankan rasa yang khas. Dengan demikian, apel tidak mengembangkan resistensi terhadap hama.

"Paparan pestisida dapat berbahaya bagi kesehatan, yaitu berperan dalam perkembangan beberapa kanker dan penyakit Parkinson," kata Mark Kastel seorang peneliti mengenai makanan organik.