Opoae ~ Bahasa Melayu menjadi identitas bagi bangsa Malaysia. Wisatawan bisa mengetahui asal muasal bahasa Melayu pada sebuah tempat khusus di Kuala Lumpur. Dimanakah itu?
Pertanyaan itu terjawab saat DetikTravel mengunjungi Muzium Negara di Kuala Lumpur, Malaysia, minggu lalu. Beberapa waktu lalu terdapat sebuah pameran di museum itu yang menceritakan awal mula masuknya bahasa Melayu di Malaysia.
Hanya dengan membayar RM 5 atau setara dengan Rp 16 ribu, wisatawan bisa tahu bagaimana sejarah bahasa Melayu. Dalam pameran itu dijelaskan bahasa Melayu sudah ada sejak lampau terbukti dari ditemukannya prasasti Melayu di Dong Yen Chau, Vietnam.
Setelah itu bahasa Melayu pun mulai berkembang dengan pengaruh dari budaya India dan Jawa. Hingga dalam masa-masa itulah bermunculan berbagai macam sastra Melayu. Jenis-jenis sastra yang bermunculan adalah Pantun, Syair hingga Gurindam.
Memasuki abad ke-19, bahasa Melayu mulai dipengaruhi oleh-oleh bahasa penjajah masa itu pun disebut sebagai pramodern. Pada masa itu, Inggris masih berkuasa di Malaysia hingga beberapa bahasa pun mulai 'terkontaminasi' dengan bahasa Inggris.
Hingga memasuki abad ke-20 baru bahasa Melayu modern muncul dan hingga sekarang dipakai. Apalagi diperbaiki dengan keluarnya Sistem Ejaan Rumi Bagaru pada 16 Agustus 1972 yang tak lain mirip Ejaan yang Disempurnakan yang dipakai Indonesia.
Pertanyaan itu terjawab saat DetikTravel mengunjungi Muzium Negara di Kuala Lumpur, Malaysia, minggu lalu. Beberapa waktu lalu terdapat sebuah pameran di museum itu yang menceritakan awal mula masuknya bahasa Melayu di Malaysia.
Hanya dengan membayar RM 5 atau setara dengan Rp 16 ribu, wisatawan bisa tahu bagaimana sejarah bahasa Melayu. Dalam pameran itu dijelaskan bahasa Melayu sudah ada sejak lampau terbukti dari ditemukannya prasasti Melayu di Dong Yen Chau, Vietnam.
Setelah itu bahasa Melayu pun mulai berkembang dengan pengaruh dari budaya India dan Jawa. Hingga dalam masa-masa itulah bermunculan berbagai macam sastra Melayu. Jenis-jenis sastra yang bermunculan adalah Pantun, Syair hingga Gurindam.
Memasuki abad ke-19, bahasa Melayu mulai dipengaruhi oleh-oleh bahasa penjajah masa itu pun disebut sebagai pramodern. Pada masa itu, Inggris masih berkuasa di Malaysia hingga beberapa bahasa pun mulai 'terkontaminasi' dengan bahasa Inggris.
Hingga memasuki abad ke-20 baru bahasa Melayu modern muncul dan hingga sekarang dipakai. Apalagi diperbaiki dengan keluarnya Sistem Ejaan Rumi Bagaru pada 16 Agustus 1972 yang tak lain mirip Ejaan yang Disempurnakan yang dipakai Indonesia.
Baca Juga:
- Jangan Cuci Vagina Jika Tidak Penting
- Girlband Yang Personilnya Nenek Nenek
- Apel berwarna setengah merah dan hijau