{[['']]}
Cable-Stayed
Teknologi jembatan Tenggarong sendiri menggunakan cable-stayed. Teknologi cable-stayed menjadi pilihan untuk membangun jembatan Tenggarong. Jembatan ini sendiri terdiri dari satu atau lebih kolom dengan kabel yang mendukung dek jembatan.
Terdapat dua kelas utama jembatan jenis ini. Pertama, desain harpa di mana kabel dibuat hampir parallel dengan memasang kabel pada beragam titik di menara agar ketinggian tiap kabel yang dipasang sedemikian rupa sehingga posisi jalan di bagian bawah dalam kondisi rata.
Kedua, desain kipas di mana semua kabel yang ada terhubung atau melewati atas menara. Keuntungan utama menggunakan jembatan jenis ini adalah, karena jembatan sangat keras, proses deformasi yang terjadi di bagian bawah akan sangat berkurang. Selain itu, jembatan jenis ini dapat dikonstruksi ulang melalui kantilever dari menara di mana kabel yang ada berperan sebagai pendukung permanen atau sementara pada dek jembatan.
Tak hanya itu, keuntungan lain jembatan ini adalah, simetris dan mampu menggunakan berapa pun jumlah menara. Di sisi lain, suspensi jembatan semacam ini hanya dibuat sebanyak satu pasang menara saja.
Beam
Jembatan jenis ini dikenal memiliki bentuk struktural paling sederhana yang didukung batasan di tiap akhir dek jembatan. Jenis structural jembatan ini lebih dikenal dengan dukungan sederhana.
Jembatan tersederhana jenis ini bisa berupa irisan besar batu atau papan kayu di atas aliran air. Untuk infrastruktur modern jenis ini, jembatan akan dikonstruksi dengan besi atau beton yang diperkuat atau perpaduan keduanya.
Jenis jembatan ini biasanya hanya digunakan untuk jarak dekat karena jembatan jenis ini tak memiliki pendukung. Pendukung yang ada hanyalah tiang jembatan itu sendiri.
Kantilever
Jembatan ini dibangun menggunakan kantilever, struktur yang diproyeksikan secara horizontal ke satu jarak, dan hanya didukung satu dasar. Untuk jembatan kaki kecil, kantilever bisa berupa beam sederhana. Namun, untuk kantilever besar yang dirancang untuk lalu lintas dibuat dari struktur besi atau balok dari beton praktekan.
Besi pada jembatan ini merupakan terobosan utama saat jembatan ini pertama kali dibuat. Jembatan ini bisa menjangkau jarak 460meter dan bisa dengan mudah dikonstruksi tanpa ada sedikit kesalahan.
Menurut teknisi jembatan John Alexander Low Waddell, jembatan kantilever setidaknya merupakan satu struktur yang berperan sebagai pelabuhan porsi lain yang meluas di luar dukungan dermaga.
Arch
Jembatan ini merupakan jembatan dengan batasan di tiap ujungnya yang berbentuk melengkung. Jembatan jenis ini bekerja dengan menyalurkan beban dan memikul sebagian beban menjadi dorongan horizontal di tiap batasannya.
Sebuah jembatan panjang bisa terbuat dari serangkaian lengkungan. Disisi lain, jembatan ini tak dianggap bernilai ekonomis. Jembatan jenis ini sendiri masih dibagi menjadi beberapa jenis, termasuk corbel, aqua ducts dan canal, deck, through arch, dan tied arch.
Suspensi
Jembatan jenis ini menggantung dek yang ada di bawah kabel suspensi pada bretel vertikal. Jenis jembatan ini pertama ditemukan di luar Tibet pada abad 15. Jenis jembatan ini memiliki bretel di antara menaranya serta kabel bretel vertical yang menahan beban di dek bawah saat lalu lintas lewat.
Seperti jenis jembatan lain, jembatan ini juga dibuat tanpa perancah. Kabel suspensi dipasang di tiap ujung jembatan karena bagian inilah yang mengubah tekanan yang muncul ke kabel tersebut.
Jenis jembatan ini memiliki beberapa keuntungan termasuk bisa lebih panjang dibanding jenis jembatan lainnya, tak butuh terlalu banyak bahan, tak perlu sering mengakses bagian bawah jembatan saat konstruksi, dan jembatan jenis ini mampu menahan gempa.
Kerugiannya, profil aerodinamis diperlukan jembatan ini untuk mewaspadai angin kencang, jembatan jenis ini tak terlalu keras dan dibutuhkan beberapa akses selama konstruksi.
Truss
Jembatan jenis ini terdiri dari elemen terkait yang ditekan dari tensi, kompresi atau terkadang muatan dinamis. Jembatan ini termasuk jenis jembatan modern tertua. Jenis dasar jembatan ini bisa dengan mudah dianalisa dari teknisi abad 19 atau awal 20. Jembatan ini dianggap memiliki nilai ekonomis karena efisien dalam penggunaan bahan.