{[['']]}
Opoae ~ Washington-Teleskop antariksa Planck buatan European Space Agency (ESA) selesai memetakan riak cahaya kosmik. Wahana menemukan alam semesta lebih tua dari yang diperkirakan sebelumnya.
Sejak beroperasi pada awal 2010, Planck mendengarkan bisikan dari alam semesta di masa lalu. Bisikan ini berupa riak cahaya yang terlepas 380 ribu tahun setelah alam semesta tercipta. Teleskop Planck menggambarkan bisikan ini sebagai "pulau-pulau cahaya" di seluruh penjuru langit--disebut radiasi latar belakang kosmik. Bagi ahli astronomi, bisikan cahaya dari masa lalu ini membawa informasi usia alam semesta.
"Peta lengkap dari Planck sudah ditunggu ahli astronomi di seluruh dunia," ujar kepala misi Planck, Joan Centrella.
Benar saja, Planck membuat peta yang sangat rinci. Variasi cahaya pada peta baru menunjukkan alam semesta tercipta 13,82 miliar tahun lalu.
"Artinya jagat raya ini 100 juta tahun lebih tua dari perhitungan sebelumnya," kata dia.
Adalah teori kosmologi standar--acuan astronom di seluruh dunia--memprediksi alam semesta yang lebih muda. Teori terdiri dari rangkaian persamaan fisika yang mampu menjelaskan proses penciptaan alam semesta yang menelurkan galaksi, bintang, dan planet. Dari rumus-rumus inilah para ahli bisa meramalkan usia jagat raya.
Peta Planck membuat prediksi dengan cara berbeda. Astronom melihat riak cahaya--yang menjadi bibit kelahiran rangkaian galaksi di masa lalu--menggunakan analisis statistik. Hal ini seperti meraba alam semesta hingga ke masa bayi. Maka muncullah usia jagat raya seperti yang diumumkan sekarang.
Selain Planck, terdapat teleskop lain yang memetakan riak cahaya kosmik dari masa lalu. Beberapa di antaranya adalah Wilkinson Microwave Anisotropy Probe, BOOMERanG, QUaD, dan teleskop QUIET.
Sejak beroperasi pada awal 2010, Planck mendengarkan bisikan dari alam semesta di masa lalu. Bisikan ini berupa riak cahaya yang terlepas 380 ribu tahun setelah alam semesta tercipta. Teleskop Planck menggambarkan bisikan ini sebagai "pulau-pulau cahaya" di seluruh penjuru langit--disebut radiasi latar belakang kosmik. Bagi ahli astronomi, bisikan cahaya dari masa lalu ini membawa informasi usia alam semesta.
"Peta lengkap dari Planck sudah ditunggu ahli astronomi di seluruh dunia," ujar kepala misi Planck, Joan Centrella.
Benar saja, Planck membuat peta yang sangat rinci. Variasi cahaya pada peta baru menunjukkan alam semesta tercipta 13,82 miliar tahun lalu.
"Artinya jagat raya ini 100 juta tahun lebih tua dari perhitungan sebelumnya," kata dia.
Adalah teori kosmologi standar--acuan astronom di seluruh dunia--memprediksi alam semesta yang lebih muda. Teori terdiri dari rangkaian persamaan fisika yang mampu menjelaskan proses penciptaan alam semesta yang menelurkan galaksi, bintang, dan planet. Dari rumus-rumus inilah para ahli bisa meramalkan usia jagat raya.
Peta Planck membuat prediksi dengan cara berbeda. Astronom melihat riak cahaya--yang menjadi bibit kelahiran rangkaian galaksi di masa lalu--menggunakan analisis statistik. Hal ini seperti meraba alam semesta hingga ke masa bayi. Maka muncullah usia jagat raya seperti yang diumumkan sekarang.
Selain Planck, terdapat teleskop lain yang memetakan riak cahaya kosmik dari masa lalu. Beberapa di antaranya adalah Wilkinson Microwave Anisotropy Probe, BOOMERanG, QUaD, dan teleskop QUIET.
Baca Juga:
- Sejarah Berdirinya Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh
- Satelit Misterius Menghantui Bumi
- Banjir Besar 5000 Tahun Lalu Zaman Nabi Nuh